Regenerasi Kepemimpinan IMM
Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah merupakan Organisasi Dakwah Kemahasiswaan yang ada didalam
lingkungan Kampus, Organisasi ini merupakan salah satu Sayap dari Organisasi
Muhammadiyah yang berdiri lebih dari 1 abad yang lalu. IMM sendiri saat ini
telah mencapai usia emasnya, bukan bayi kecil lagi dan bukan organisasi yang
masih merabah ke mana arah dan tujuannya. Organisasi ini sudah mengepakkan
sayapnya ke manca Negara, untuk melakukan ekspansi Dakwah Islam sesuai Dengan
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ini semua terbukti dengan didirikannya PCI IMM Di
Malaysia, Thailand dan beberapa Negara lainnya. hal tersebut merupakan bukti
keseriusan IMM terhadap Tujuan dan Khittah Perjuangan Sebagai Organisasi Otonom
Muhammadiyah.
Bukan Hanya Faktor Keseriusan
Dari Pada kader-kadernya, faktor yang amat terpenting adalah tercapainya
regenerasi ditubuh organisasi tersebut, sehingga terus menerus organisasi ini
mendapatkan Suksesi Kepemimpinan yang tidak pernah Redup sinarnya dalam
eksistensinya melakukan dakwah kepada Umat Islam, Khususnya Para Kaum
Intelektual.
Sudah 16 kali IMM di tingkat Pusat melakukan Muktamar dalam meneruskan regenerasi kepemimpinan, dan pada Muktamar yang ke XVI tampuk pimpinan tertinggi dalam tubuh organisasi ini diamanahkan kepada IMMawan Beni Pramula untuk masa jabatan 2 tahun kedepan. Regenerasi Kepemimpinan merupakan hal yang terpenting dalam tubuh organisasi sebab organisasi dapat tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya pergantian kepengurusan, ketika kepengurusan atau tampuk kepemimpinan mati dan tidak ada yang menggantikan Sudah tentu organisasi akan Terjun bebas menuju Jurang Kehancuran. Organisasi akan terombang-ambing tak tau arah disebabkan si pemberi Komando lenyap ditelan virus Kelangkaan pimpinan. Teramat sangat pentingnya Regenerasi kepemimpinan inilah yang membuat IMM terus melakukan Pembaharuan dalam sistem Pengkaderan yang disesuaikan dengan keadaan Zaman dan tidak mengurangi Spirit Jihad dalam ber Amar Ma’ruf nahi Munkar.
Pondasi Regenerasi
kepemimpinan dalam IMM adalah dari struktur terkecil yaitu Komisariat, yang
mana pimpinan Yang terbawah ini memiliki tanggunng jawab dalam mendistribusi
para Calon-calon pemangku tampuk pimpinan untuk tiap tingkat diatasnya.
Tanggung jawab yang luar biasa dan teramat sangat berat untuk Pimpinan terendah
ini. Walaupun miskin dalam penghargaan, Akan tetapi Ruhhul Ikhlas atau Semangat
Keikhlasan yang ditanamkan dalam benak kader pada level ini seakan-akan
mematahkan anggapan bahwa hal tersebut bukanlah “penting” untuk dipikirkan. Ruhhul
Ikhlas merupakan Kompetensi Keagamaan tiap kader IMM hal ini tergambar dalam
lirik lagu himne IMM “Ikhlas beramal Dalam bakti”.
Berikut ini
merupakan kompetensi yang ditanamkan dalam jiwa seorang kader IMM yang ditempah
ditingkat Komisariat ;
- Kompetensi keagaman
Kompetensi keagaman
bagi seorang kader bukan hanya masalah Ibadah saja, namun Ikhlas dalam
menjalankan Suatu tugas dan tanggung jwab merupakan hal yang wajib ditanamkan.
- Kompetensi akademis
Kompentesi ini
mengharuskan bahwa kader wajib menuntut ilmu, memiliki Skill, dan Intelektual
serta berjiwa “Gerakan”. Agar ilmu dan
skill yang dimiliki bermanfaat dan dapat mendorong Kemajuan organisasi
-
Kompetensi Sosial
Kader IMM dalam hal
ini dipupuk dengan jiwa kepedulian terhadap seluruh mahkluk ciptaan Allah Swt,
dengan Harapan agar menjadi kader yang tumbuh menjadi kader yang bermanfaat.
Keseluruhhan
kompetensi itulah yang harus menjadi pupuk dan ditaburkan ke seluruh benih
calon kader IMM oleh Komisariat. Sehingga terus bermunculan para kader yang
tidak tamak akan kekuasaan, melakukan Korupsi dengan menjadikan IMM sebagai
Ladang Uang untuk untuk kepentingan sendiri, kongkalikong jabatan, menjadi
“Anjing” bagi tuan-tuan di level atas, bahkan sampai melukai Khittah Perjuangan
yang seharusnya menjadi organisasi Dakwah yang progresif dan dinamis menjadi
arena Politik Praktis dan pragmatis.
Jika dilihat posisi
strategis IMM, maka sudah seharusnya setiap pihak merawat dan membesarkannya
sebagai aset umat. IMM adalah the second
campus (kampus kedua) untuk menambah pengetahuan dan mengasah kedewasaan
diri. Menjadi kader IMM berarti bertanggung jawab secara moral dan spiritual
dengan gerakan dakwah yang diusung Muhammadiyah. Bukan melirik pada berbagai
pusaran kepentingan pragmatis yang berjangka pendek dan rentan konflik. Menjadi
kader juga bukan untuk mendapatkan nilai tawar secara politis agar hasrat diri
terpenuhi. Hal ini bisa saja terjadi ketika gerakan yang dilakukan menjauh dari
Muhammadiyah dan sudah tentu berbagai kepentingan yang datang merayu. Jika ini
terjadi, maka IMM hanya seperti barang mainan dan pastinya akan ditinggalkan
orang. IMM akan mewujud sebagai benda sejarah yang kering makna. Menjadi kader
IMM secara ideal berarti mensedekahkan tidak saja waktu, finansial dan pikiran,
namun juga diri sendiri.
Jadikanlah IMM
sebagai wadah bagi para Kadernya untuk mengasah dan menunjukaan Jati diri yang
siap membangun Umat, persyarikatan, dan Bangsa. Membuktikan kualitas Tiap
Individu kader dalam bingkai perjuangan dakwah yang terus menerus diwariskan,
Sehingga gerakan pengupayaan tujuan organisasi dapat diperkecil jarak
pencapainnya. Dengan begitu Suksesi kepemimpinan didalam tubuh IMM dapat
senantiasa Tercapai dan terwarisi dari masa ke masa, dari generasi ke Generasi,
untuk mengangkat beban Amanah tampuk Kepemimpinan Demi Masyarakat yang Utama.
Untuk itu seharusnya Para Kader IMM terus
Menjaga Semangat “Fastabikhul Khairat” dalam
menjalani langah perjuangannya.
Tulisan ini saya didikasikan Untuk Para adinda ku tercinta BPH PK IMM FE UMSU Periode Amaliah 2015/2016. Salam sayangku Untuk Kalian Semua Adinda ku, Jaga dan rawat Komisariat kita dari Perbuatan Keji dan Munkar. Sehingga Komisariat Kita lebih Maju dari yang sebelumnya.
Ttd
Kader IMM FE UMSU
IMMawan Arif Pratama Marpaung