Bukan “Engkol”, Juga bukan “Baleemak”, tetapi Suatu Kebanggaan Dan Pesan
Kata
“Engkol” merupakan istilah yang digunakan Masyarakat Medan untuk Memuji
Seseorang secara berlebihan didepan orang Banyak yang lazimnya disampaikan
dalam Forum besar dalam suatu kata sambutan dengan maksud agar Si “Pengengkol”
dapat lebih dekat dengan Si penerima “Engkolan”. Biasanya Engkolan ini
diberikan kepada Seseorang yang memiliki Jabatan lebih tinggi darinya, memiliki
Pengaruh kuat dimasyarakat, ataupun “Wong Sugi”. Selain Engkol masyarakat Medan
juga Memiliki Istilah lain untuk memuji orang dengan Sedikit berlebihan yaitu
dengan Istilah “Balemak”, Seperti Halnya Makanan semakin berlemak Semakin
Nikmat rasanya. Istilah ini juga trend dimasyarakt Medan untuk memberikan Suatu
pujian atau sanjungan yang berlebihan terhadap seseorang guna menarik Simpati
dan menjalin kedekatan yang lebih erat, walaupun didalam nya masih ada “Udang
Dibalik Mie Aceh”
Kedua istilah tersebut awal kali Saya dengar dari Senior
saya Di Kampus dan Organisasi yaitu Guru Besar saya Muhammad Shareza Hafiz,
S.E. yang saat ini Sedang Berjuang Menempuh Program Pasca Sarjananya Di UGM
Yokyakarta, guru besar saya inilah yang memperkenalkan kata “Balemak” pertama
kali kepada saya ketika Saya masih menjadi Pengurus di IMM Komisariat Fakultas
Ekonomi UMSU Periode Amaliah (P.A) 2013-2014. Sedangkan istilah “Engkol” pertama
Kali saya dengar Dari Guru “Kepribadian” saya Sarin Sirait, S.E. saat
Pelantikan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara (PWPM SUMUT) P.A
2014-2018. Yang ketika itu dihadiri oleh berbagai Kalangan dengan Segudang
Gelar dan jabatan, Salah satu diantaranya adalah Plt. Gubernur Tengku Ery
Nurdin. Istilah Engkol ini tercetus ketika setiap kata sambutan dari tokoh yang
memberikan kata sambutan dipodium memberikan Pujian dengan berlebihan disertai
Maksud yang diinginkan dari si pengengkol.
Ada-ada saja memang istilah yang
diberikan warga Kota kelahiran ku tercinta ini, Namun begitu dalam prosesi
Pelantikan PWPM SUMUT tersebut Engkolan yang diberikan bermaksud Positif, yaitu
untuk tetap terjalin Hubungan baik antara Eksekutif maupun Legislatif dengan
Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah serta Ortom lainnya, Guna “Meruncingkan”
Dakwah Islam yang Puritan dimana Pemerintah Dan Dewan sebagai rekan kerja yang
Komperhenship. Menurut my Brother Rizky Hamdani, S.E., Ak. Yang tengah
melanjutkan Program Pasca Sarjana Di UII Yogyakarta engkol dan balemak adalah ciri
Khas dari aktivis Sumut dan sudah menjadi identitas dari aktivis asal Sumut
terutama Medan.
Pemuda Muhammadiyah Merupakan
Organisasi Otonom dari Muhammadiya, yang memiliki Struktur Organisasi Mulai
Dari Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang dan Ranting. Organisasi Ini Pertama kali
diresmikan Pada Tanggal 26 Dzulhijjah 1350 Hijjriyah bertepatan pada tanggal 02
mei 1932 Masehi. Tujuan Didirikannya Pemuda
Muhammadiyah adalah menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi Pemuda Islam
serta meningkatkan perannya sebagai
kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah (AD/ART Pemuda Muhammadiyah). Sangat
mulia Tujuan Pemuda Muhammadiyah tersebut, namun sayang masih banyak dari Para
kader Pemuda Muhammadiyah yang masih buta akan kehadirannya didalam tubuh Pemuda
Muhammadiyah itu untuk apa ?, sebagian besar dari mereka tidak tahu apa yang
akan diperjuangkannya, dan banyak dari mereka yang mengInterprestasikan dirinya
hanya sebatas Basis Massa yang mengikuti apa kata Katuanya saja, yang penting “Arahannya”
Jelas.
Basis Massa yang banyak tentu akan
sangat berdampak terhadap suatu gerakan di Organisasi manapun. Sehingga Makin
banyak Massanya maka diperlukan tangan “Nahkoda” yang terampil guna mewujudkan
cita-cita Organisasi. Tetapi terkadang Basis massa yang perlu dibina ini justru
diarahkan terhadap Politik praktis yang Pragmatis. Sehingga banyak Kader-kader
saat ini yang makin kebelinger. Padahal sudah jelas dalam Khittah Muhammadiyah
Tahun 1971 atau yang terkenal Khittah ujung pandang pada Point pertama cukup
jelas menyatakan “Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal Dalam
bidang Kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan Organisatoris
dengan dan tidak merupakan Afiliasi dari Sesuatu Partai Politik dan Organisasi
Apapun”. Kalau lah Sudah Organisasi Induk merumuskan maka Organisasi Otonom
harus Sami’na wa atho’na.
Dalam Kepengurusan yang baru di
Tubuh Pemuda Muhammadiyah Sumut, Saya Pribadi Menaruh Harapan Besar kepada
Kakanda M. Basir Hasibuan, M.Pd Selaku Ketua beserta ke 25 Jajaran Pimpinan
yang lain untuk dapat menghimpun, membina dan menggerakan Kader dari Daerah
Sampai dengan Ranting dalam Bingkai Dakwah yang Humanis serta menyejukkan. Mensosialisasikan
Maksud dan Tujuan dari Pemuda Muhammadiyah itu sendiri, Sehingga Visi yang
dibangun dalam Periode kepemimpinan Kakanda M. Basir Hasibuan dapat dicerna. Sehinnga
tercipta Misi yang Baik dan Sistemtis untuk pecapainnya.
M. Basir Hasibuan, Pertama kali
saya kenal Ketika Saya Baitul Arqam Dasar (BAD) PDPM (Pimpinan Daerah Pemuda
Muhammadiyah) Kota Medan tahun 2013 diAsrama Haji medan. Sosok yang Ramah,
Religius, Visioner dan Santun serta “Mapan” Dalam Berpikir. Saat itu Beliau
adalah Master Of Traning (MOT) dalam Kegiatan Pengkaderan tersebut. berbagai
ilmu tentang Bagaimana Pergerakan Dakwah Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah Serta
Angkatan Muda Muhammadiyah saya dapati
darinya. Selanjutnya Kami Berjumpa lagi ketika saya melanjutkan Jenjang
pengkaderan di Pemuda Muhammadiyah yaitu BAM (Baitul Arqam madiyah) PWPM Sumut
tahun 2015 Di Kisaran. lagi-lagi beliau Menjadi MOT di pengkaderan tersebut,
hal ini memudahkan Saya untuk mencuri ilmu tentang keinstrukturan dari beliau. Beliau
ketika itu masih Menjabat Sebagai wakil Ketua Kaderisasi, hampir
Disetiap kegiatan yang berbau dengan Pengkaderan pasti beliau turun langsung
walaupun itu jauh dari tempat tinggalnya, hal ini kalau dicermati secara dalam
bahwa Dalam diri Beliau terdapat Ruhul Ikhlas dan Ruhul Jihad yang mana semua
itu disandarkan kepada keRidhoan Allah Swt. Inilah ilmu yang Syukur Alhamdulillah dapat
saya curi, Ilmu yang diam-diam saya rampas dapat saya Aplikasikan dengan baik
dikegiatan-kegiatan PK IMM FE UMSU yang berbau dengan Pemantapan Pasca
Pengkaderan dan Alhamdulillah Hasilnya Sangat Positif terhadap Peserta yang
Kami kelola.
Menjelang MUSYWIL PWPM SUMUT di
Sidempuan, jujur saja saya tidak mengetahui Bahwa beliau menjadi salah satu
kandidat Calon Ketua PWPM SUMUT. Sampai pada Akhirnya terdengar kabar dari
Arena MUSYWIL tersebut bahwa Beliau lah Yang Ditunjuk sebagai Ketua dari
Mayoritas Formatur. Pada Saat itu saya terkejut dan tidak menyangka bahwa
beliau Ketua terpilih. Anehnya Ketika BAM PWPM Sumut di Kisaran selama 3 hari,
beliau tidak ada menyingung maupun berkampanye untuk memilihnya Sebagai Ketua di
MUSYWIL, padahal kalau dilihat dalam Forum BAM dikisaran terdapat peserta yang
didelegasikan dari PDPM di seluruh SUMUT yang cukup banyak jumlahnya. tentunya berbeda sekali dengan
rekan-rekan kandidat Calon ketua yang sudah berkampanye dengan team nya yang
sudah heboh di Medsos. Dalam hal inilah saya menilai bahwa Kakanda Basir
Hasibuan dapat berkerja secara Propesional dan Amanah.
Kakanda Basir Hasibuan ketika
baru terpilih dengan sigap melakukan gerakan Dakwah Bil Hal secara kongkret
dengan memberikan Bantuan kepada para Pengungsi Sinabung dan Pengungsi
Rohingya. Bukan hanya itu saja ketika kegiatan Pengkaderan BAD PDPM kota medan
di PCPM tanjung sari beliau turun langsung untuk membina para Calon kader,
padahal kalau dilihat beliau baru saja terpilih menjadi ketua yang seyogyanya
hanya menginstruksikan namun beliau memilih terjun langsung untuk membentuk
kader-kader yang militan sesuai dengan kebutuhan Dakwah Pemuda Muhammadiyah
Sumut. Agaknya hal tersebut membuatku memandangnya sebagai sosok Revolusioner
dalam Tubuh Pemuda Muhammadiyah Sumut, yang mana dalam hal ini saya akan
mengutip kata-kata dari Tan Malaka ketika bertemu Sun yat Sen, dalam buku Dari Balik Penjara Dan Pengasingan karya
Badruddin, “Berjumpa dengan revolusioner besar Rusia adalah hal yang biasa. Tetapi,
berjumpa Revolusioner besar di Asia adalah hal yang istimewa, kerena
revolusioner sejati yang jaya dikawasan ini jumlahnya sangat sedikit”(Tan
Malaka, 1923). Jadi ketika saya bertemu kakanda Basir hasibuan agaknya secara
Subtansial sama namun secara Kontekstual sedikit berbeda. Tetapi perlu dicatat
saya bukan BerIdeologi Seperti Tan Malaka, Ideologi saya Tetap Ideologi
Muhammadiyah.
Dalam tulisan ini juga saya ingin
kembali membangkitkan Pesan dari pada ayah “Ideologis” dari pada seluruh Kader
Pemuda Muhammadiyah yaitu K.H. Ahmad Dahlan yang saya kutip dari kata pengantar
dari Dr. Haedar Nasir di buku IDEOLOGI
DAN STRATEGI MUHAMMADIYAH karya Drs. H. Hamdan Hambali. Pesan K.H ahmad
dahlan yang disampaikan oleh Nyai Dahlan yang sedang terbaring lemah kepada
para Konsul yang mengunjunginya ditengah Sidang Tanwir, pada tanggal 17 Agustus
1945 yang mana KH Ahmad Dahan Berpesan bahwa :
- Hendaknya kamu jangan sekali-kali menduakan pandangan Muhammadiyah dengan perkumpulan lain
- Jangan Sentimen, jangan Sakit hati, kalau menerima celaan dan kritikan
- Jangan Sombong, jangan besar hati, kalau menerima pujiaan
- jangan jubriyah (ngujub-kibir-riya)
- Dengan ikhlas murni hatinya, kalau sedang berkembang harta benda, pikiran dan tenaga
- Harus bersungguh-sungguh hati dan tetap tegak pendiriannya (jangan was-was)
Dalam
Tulisan ini juga saya ingin menyampaikan kutipan dari buku Hari-hari Kritis Amien Rais karya Soeparno S. ady. Ketika dalam
momen Muktamar 1 abad Muhammadiyah di Yogyakarta, Amien Rais berkata “Tantangan
yang tidak ringan, karena ada tuntunan multidimensi. Persyarikatan bukan saja
diamanahi ikut mengarahkan serta mewarnai kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Tetapi juga dituntut eksis berkiprah dalam kehidupan sosilal
keagamaan pada tataran regional dan Global”(Amien Rais,2010)
Dua pesan dari lintas generasi
yang berbeda mungkin dapat menjadi masukan untuk mempertajam Visi dan Gerakan
dakwah dari pada Pimpinan Wilayah yang baru saja dilantik. Sehinnga wajah baru
dari PWPM SUMUT adalah murni semangat Jihad dan Perbaikan Moral, yang mana
Dalam hal ini Pemuda muhammadiyah lah menjadi garda terdepan dalam memberikan
asupan Moral kepada Seluruh Lapisan Masyarakat terutama Kaula muda di sumatera
utara sesuai dengan Tema plantikan PWPM sumut yang Dikomandoi oleh kakanda
Basir Hasibuan. Mungkin sangat sulit gerkan ini dilakukan ditengah Degradasi Moral
dari berbagai Penjuru, Kalau mengikuti Pesan dari dua tokoh diatas pasti bisa. Apa
lagi kalau mengikuti dari pada Pesan Buya Goodwill Zubeir pada saat Plantikan
PWPM SUMUT 2014-2018 di madan Hotel yaitu “dalam Muhammadiyah harus memiliki
Sifat : 1. Cepat maaf lambat marah, jangan cepat marah lambat memaafkan. 2.
Tinngi Budi Rendah Hati, jangan Tingi Budi Rendah Hati. 3. Otak pikir, hati
zikir, dan Tangan Terampil. Jangan tangan terampil, otak berpikir, hati tak
zikir.
Dalam tulisan ini bukan saya mau
menggurui Para Kakanda Sekalian, atau mencoba menasehati kepada yang lebih tua
yang tahu rasa Garam dan Asam Kehidupan di Persyarikatan maupun di Pemuda
muhammadiyah. Pesan-pesan yang saya angkat dari tokoh-tokoh tersebut adalah
Murni berupa masukan untuk perbaikan PWPM SUMUT kedepannya. Dan tentunya
Harapan saya selaku Kader Pemuda Muhammadiyah adalah benar-benar menjaga Amanah
untuk semua Pimpinan yang ada. Sehingga tidak terdengar mereka yang menjabat
disana hanya ingin numpang nama dan Ditempatkan di salah satu Amal Usaha yang
subur. Mari kita bangun Semangat Jihad, Semangat gotong Royong dan Berfastabhiqul Khairat untuk Sumut
Berkemajuan.
Sebelum saya Akhiri tulisan ini,
ada kutipan menarik untuk dibaca serta renungan untuk kita semua dari Sang
Proklamator Tercinta yang mana dapat kit baca diCover Buku Marhaenis Muhammadiyah karya Abdul Munir Mulkan. Sang Proklamtor
Berkata “Islam yang kita Catut dari kalam Ilahi dan Sunnah bukan apinya, bukan
nyalanya, tapi Abunya, Debunya... Ach, yaa Asapnya, Abunya yang berupa celak
mata dan surban, abunya yang bisanya Cuma baca Fatihah dan Tahlil, bukan apinya
yang menyala-nyala dari ujung zaman satu ke ujung zaman yang lain”
(Soekarno.1940)
Semoga Amanah yang diemban dapat
dijalankan dengan sebaik-baiknya kepada Kepengurusan PWPM SUMUT yang Dinakodai
Kakanda Basir Hasibuan untuk masa empat tahun kedepan. Semoga SUMUT berkemajuan
dari gerakan Jihad untuk meningkatkan Moral dapat tercapai dengan
sebaik-baiknya dan menjadi Prestasi untuk Kader Pemuda Muhammadiyah. Mohon maaf
jika ada tulisan saya yang menyakiti atau membuat marah pembacanya.
fastabhiqul Khairat...